Cerita has posted a new item, 'Agama Politik Bukan Politisasi Agama'
Banyak kalangan cendikiawan berkesimpulan kalau telah terjadi politisasi agama
dalam Islam, sehingga terdapat pemikiran perlunya dipisahkan antara kepentingan
politik dengan Islam. Seolah terjadi desakralisasi agama, kalau agama
ditempatkan sebagai rana politik. Padahal dalam sejarah Islam memang islam tak
bisa di pisahkan dari kepentingan agama politik. Ratusan ayat ayat Quran
menunjuk pada dakwah Nabi Muhammad sangat politis sekali , tetapi sebenarnya
nabi Muhammad juga seorang politisi Tuhan yang dihadirkan untuk membangun dunia
politik monotheisme. Sebuah politik yang bercabang dari buah wahyu Tuhan, atau
treandinya bisa disebut Tauhid politik.
Kalau politik diartikan suatu aturan tata negara. Maka Islam sejak Awal
menghadirkan sosok agama yang erat kaitannya dengan disiplin
ketatanegaraan.Terutama dalam aturan aturan rumah tangga ditata atas lembaran
wahyu yang mewajibkan membangun rumah tangga diatas pernikahan dengan segala
aturannya. Juga seperti hukum rejam, potong tangan adalah perwujudan dari agama
politik yang sinergik dengan kekuatan wahyu. Hingga pembagian harta waris,
kebijakan dalam dan luar negeri Islam itu telah ada dijaman Nabi, dan adalah
tidak benar kalau Islam berjalan tanpa politik. Tentu saja Politik pola Islam
tidak berdiri diatas rekayasa dan undang undang gubahan manusia, tetapi
berdasarkan wahyu Allah yang ditetapkan agar manusia taat pada-Nya. Sedangkan
teokrasi juga bukan tipikal Islam, karena teokrasi masih lebih pada politisasi
agama
Jika ada pikiran guna melemahkan Islam dengan slogan Islam yes, dan Negara
islam no itu justru termasuk pola pemikiran yang berusaha melemahkan Islam
sebagai sebuah agama yang lengkap dengan demensi politiknya. Politisasi agama
yang lahir dari kandungan politisasi agama dijaman Necia, yang memaksa gereja
menerima agama menurut porsi teologi trinitarium telah menyampakkan agama dalam
politik perang yang berkepanjangan, tentunya tidak sama dengan Islam yang sejak
awal lahirnya dengan bobot politik. Karena islam meletakkan Islam sebagai
prinsip politik yang sakral, bebas dari tekanan tekanan kepentingan kelompok dan
golongan, bersatu didalam lingkaran daulah Islamiyah. Pada hakikatnya konsep
konsep negara non Islam yang memaknani hidupnya dengan sekuler tak lebih dari
sebuah peradaban agama sebelum Islam. Hal itu bisa ditangkap dalam pola
kepemimpinan dalam negara negara sekuler yang nuansa politisasinya menunggang
agama agama non Islam. Sehingga di amerika sangat dipastikan, apakah agama
mereka Islam atau bukan , untuk bisa diterima masyarakat non islam yang
mayoritas di amerika. Kalau itu sekularisasi model amerika, lalu buat apa
mempersoalkan Islam atau tidak, mestinya issu agama tidak menjadikan amerika
masih harus memilah pilihan Islam atau Tidak.
Sedangkan upaya pendangkalan aqidah yang dilakukan gerakan anti Islam semacam
JIL, dan jaringan jaringan lainnya adalah sebuah muatan agama diluar Islam.
Sentuhan pemikirannya didalamnya lebih besar prasangka terhadap Islam dari pada
bicara sejarah islam secara jujur. Islam Yes dan negara atau partai Islam no
itu hanya sekedar lelucun naka negeri yang tidak puas belajar dibangku sekolah
dan mencari jati diri berdasarkan pengembangan pemikiran yang dirakit lewat
aktualisasi akal dan ijtihad kebablasan.
You may view the latest post at
http://cerita.biz/
Best regards,
Cerita
http://cerita.biz
Banyak kalangan cendikiawan berkesimpulan kalau telah terjadi politisasi agama
dalam Islam, sehingga terdapat pemikiran perlunya dipisahkan antara kepentingan
politik dengan Islam. Seolah terjadi desakralisasi agama, kalau agama
ditempatkan sebagai rana politik. Padahal dalam sejarah Islam memang islam tak
bisa di pisahkan dari kepentingan agama politik. Ratusan ayat ayat Quran
menunjuk pada dakwah Nabi Muhammad sangat politis sekali , tetapi sebenarnya
nabi Muhammad juga seorang politisi Tuhan yang dihadirkan untuk membangun dunia
politik monotheisme. Sebuah politik yang bercabang dari buah wahyu Tuhan, atau
treandinya bisa disebut Tauhid politik.
Kalau politik diartikan suatu aturan tata negara. Maka Islam sejak Awal
menghadirkan sosok agama yang erat kaitannya dengan disiplin
ketatanegaraan.Terutama dalam aturan aturan rumah tangga ditata atas lembaran
wahyu yang mewajibkan membangun rumah tangga diatas pernikahan dengan segala
aturannya. Juga seperti hukum rejam, potong tangan adalah perwujudan dari agama
politik yang sinergik dengan kekuatan wahyu. Hingga pembagian harta waris,
kebijakan dalam dan luar negeri Islam itu telah ada dijaman Nabi, dan adalah
tidak benar kalau Islam berjalan tanpa politik. Tentu saja Politik pola Islam
tidak berdiri diatas rekayasa dan undang undang gubahan manusia, tetapi
berdasarkan wahyu Allah yang ditetapkan agar manusia taat pada-Nya. Sedangkan
teokrasi juga bukan tipikal Islam, karena teokrasi masih lebih pada politisasi
agama
Jika ada pikiran guna melemahkan Islam dengan slogan Islam yes, dan Negara
islam no itu justru termasuk pola pemikiran yang berusaha melemahkan Islam
sebagai sebuah agama yang lengkap dengan demensi politiknya. Politisasi agama
yang lahir dari kandungan politisasi agama dijaman Necia, yang memaksa gereja
menerima agama menurut porsi teologi trinitarium telah menyampakkan agama dalam
politik perang yang berkepanjangan, tentunya tidak sama dengan Islam yang sejak
awal lahirnya dengan bobot politik. Karena islam meletakkan Islam sebagai
prinsip politik yang sakral, bebas dari tekanan tekanan kepentingan kelompok dan
golongan, bersatu didalam lingkaran daulah Islamiyah. Pada hakikatnya konsep
konsep negara non Islam yang memaknani hidupnya dengan sekuler tak lebih dari
sebuah peradaban agama sebelum Islam. Hal itu bisa ditangkap dalam pola
kepemimpinan dalam negara negara sekuler yang nuansa politisasinya menunggang
agama agama non Islam. Sehingga di amerika sangat dipastikan, apakah agama
mereka Islam atau bukan , untuk bisa diterima masyarakat non islam yang
mayoritas di amerika. Kalau itu sekularisasi model amerika, lalu buat apa
mempersoalkan Islam atau tidak, mestinya issu agama tidak menjadikan amerika
masih harus memilah pilihan Islam atau Tidak.
Sedangkan upaya pendangkalan aqidah yang dilakukan gerakan anti Islam semacam
JIL, dan jaringan jaringan lainnya adalah sebuah muatan agama diluar Islam.
Sentuhan pemikirannya didalamnya lebih besar prasangka terhadap Islam dari pada
bicara sejarah islam secara jujur. Islam Yes dan negara atau partai Islam no
itu hanya sekedar lelucun naka negeri yang tidak puas belajar dibangku sekolah
dan mencari jati diri berdasarkan pengembangan pemikiran yang dirakit lewat
aktualisasi akal dan ijtihad kebablasan.
You may view the latest post at
http://cerita.biz/
Best regards,
Cerita
http://cerita.biz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar