Cerita has posted a new item, '2014, Antara Pendahulu atau Pembaharu'
Foto illustrasi : http://3.bp.blogspot.com/Pikiran_Komaruddin+Hidayat_1.jpg
Penegasan bahwa pemuda merupakan salah satu pilar penting dalam negara adalah
filososfi nyata yang menjadi garda terdepan dalam mendukung berkembangnya suatu
Negara. Namun disisi lain perjuangan dalam penyatuan visi dan misi dalam
membangun bangsa kedepan tanpa membedakan latar belakang adalah bentuk keunikan
dari generasi muda Indonesia. Salah satu bukti nyata adalah penyatuan seluruh
pemuda yang terjad 84 tahun silam yang iikrarkan dalam sumpah pemuda . Bentuk
semangat saat itu sangat sulit untuk dicari dalam era ini.
Asa itu mulai luntur seiring dengan proses waktu dan globalisasi yang melanda,
memang tidak bisa dipungkiri imbas dari industrialisasi yang menggema bak air
bah menerpa penjuru negeri. Ini pun berdampak pula dari proses didikan dari kaum
tua yang bermain dalam dinamika kehidupan yang secara tidak langsung memberikan
refleksi kepada kaum muda baik secara edukasi dan psikologi.
Carut marutnya negeri ini tidak terlepas dari proses edukasi yang diterapkan
oleh para pemimpin negeri, hilangnya naluri itu membuat segalanya tidak
beraturan sehingga mengakibatkan kekonyolan banyak terjadi dipelosok negeri.
Hilangnya rasa intergritas nasionalis terhadap negeri tidak terlepas dari
refleksi kaum tua yang menyatakan proses sangat berlangsung sangat apik. Disatu
sisi rapor merah yang masih diterpatri oleh proses edukasi secara internal dan
eksternal. Gambaran itu dapat langsung dirasakan oleh generasi muda sendiri dari
sistem edukasi secara tersurat dan tersirat menjadi tolak ukur yang
merefleksikan secara harfiah serta mempengaruhi secara tidak langsung factor
kejiwaan generasi muda negeri ini dimana korupsi, birokrasi, ketiakadilan,
tauran, pengerusakan, geng motor, SARA, kemiskinan, lingkungan, institusi
pendidikan tidak menunjukkan ketidak berpihakan pada kaum menengah kebawah
bahkan beberapa kaum elite tua yang mengeksploitasi generasi muda wanita yang
dijadikan sebagai alat pemuas seksusalitas, sungguh ironi memang dan ini
diamini. Gambaran ini adalah suatu sumber yang kelak yang akan menjadi bom
waktu yang akan menelan korbanya sendiri yaitu generasi muda indonesia.
Para pendiri negeri ini memiliki harapan tinggi kelak negeri ini akan menjadi
bangsa yang besar dan makmur, tetapi sudah seyogyanya kita merasakan apa yang
menjadi harapan para pendiri itu. Kaum muda adalah harapan itu, kebangkitan kaum
muda adalah payung bagi bangsa ini. Mendekatnya tahun 2014 adalah momen dimana
kebangkitan pemuda yang harus diperhitungkan, masyarakat indoneisa sudah mulai
memahami dan cerdas dalam menyeleksi wakil yang akan menjadi wakil mereka baik
itu disenayan, provinsi, bahkan tingkat kabupaten . Disalah satu sisi, sungguh
ironi memang tidak dapat menyalahkan para pendahulu yang telah membentuk
karakter berpolitik kaum muda tetapi seyogyanya kaum muda dapat memiliki
integritas dalam mendahulukan kepentingan rakyat bukan kepentingan pribadi.
Bercermin pada wakil-wakil sebelumnya, hilangnya kepercayaan masyarakat kepada
wakilnya adalah bentuk nyata dari boboroknya moralitas dan integritas dari para
wakil yang ada.
Jangan ada janji manis yang diperlukan adalah janji realistis.
You may view the latest post at
http://cerita.biz/
Best regards,
Cerita
http://cerita.biz
Foto illustrasi : http://3.bp.blogspot.com/Pikiran_Komaruddin+Hidayat_1.jpg
Penegasan bahwa pemuda merupakan salah satu pilar penting dalam negara adalah
filososfi nyata yang menjadi garda terdepan dalam mendukung berkembangnya suatu
Negara. Namun disisi lain perjuangan dalam penyatuan visi dan misi dalam
membangun bangsa kedepan tanpa membedakan latar belakang adalah bentuk keunikan
dari generasi muda Indonesia. Salah satu bukti nyata adalah penyatuan seluruh
pemuda yang terjad 84 tahun silam yang iikrarkan dalam sumpah pemuda . Bentuk
semangat saat itu sangat sulit untuk dicari dalam era ini.
Asa itu mulai luntur seiring dengan proses waktu dan globalisasi yang melanda,
memang tidak bisa dipungkiri imbas dari industrialisasi yang menggema bak air
bah menerpa penjuru negeri. Ini pun berdampak pula dari proses didikan dari kaum
tua yang bermain dalam dinamika kehidupan yang secara tidak langsung memberikan
refleksi kepada kaum muda baik secara edukasi dan psikologi.
Carut marutnya negeri ini tidak terlepas dari proses edukasi yang diterapkan
oleh para pemimpin negeri, hilangnya naluri itu membuat segalanya tidak
beraturan sehingga mengakibatkan kekonyolan banyak terjadi dipelosok negeri.
Hilangnya rasa intergritas nasionalis terhadap negeri tidak terlepas dari
refleksi kaum tua yang menyatakan proses sangat berlangsung sangat apik. Disatu
sisi rapor merah yang masih diterpatri oleh proses edukasi secara internal dan
eksternal. Gambaran itu dapat langsung dirasakan oleh generasi muda sendiri dari
sistem edukasi secara tersurat dan tersirat menjadi tolak ukur yang
merefleksikan secara harfiah serta mempengaruhi secara tidak langsung factor
kejiwaan generasi muda negeri ini dimana korupsi, birokrasi, ketiakadilan,
tauran, pengerusakan, geng motor, SARA, kemiskinan, lingkungan, institusi
pendidikan tidak menunjukkan ketidak berpihakan pada kaum menengah kebawah
bahkan beberapa kaum elite tua yang mengeksploitasi generasi muda wanita yang
dijadikan sebagai alat pemuas seksusalitas, sungguh ironi memang dan ini
diamini. Gambaran ini adalah suatu sumber yang kelak yang akan menjadi bom
waktu yang akan menelan korbanya sendiri yaitu generasi muda indonesia.
Para pendiri negeri ini memiliki harapan tinggi kelak negeri ini akan menjadi
bangsa yang besar dan makmur, tetapi sudah seyogyanya kita merasakan apa yang
menjadi harapan para pendiri itu. Kaum muda adalah harapan itu, kebangkitan kaum
muda adalah payung bagi bangsa ini. Mendekatnya tahun 2014 adalah momen dimana
kebangkitan pemuda yang harus diperhitungkan, masyarakat indoneisa sudah mulai
memahami dan cerdas dalam menyeleksi wakil yang akan menjadi wakil mereka baik
itu disenayan, provinsi, bahkan tingkat kabupaten . Disalah satu sisi, sungguh
ironi memang tidak dapat menyalahkan para pendahulu yang telah membentuk
karakter berpolitik kaum muda tetapi seyogyanya kaum muda dapat memiliki
integritas dalam mendahulukan kepentingan rakyat bukan kepentingan pribadi.
Bercermin pada wakil-wakil sebelumnya, hilangnya kepercayaan masyarakat kepada
wakilnya adalah bentuk nyata dari boboroknya moralitas dan integritas dari para
wakil yang ada.
Jangan ada janji manis yang diperlukan adalah janji realistis.
You may view the latest post at
http://cerita.biz/
Best regards,
Cerita
http://cerita.biz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar