Cerita has posted a new item, 'Legenda Kebagusan'
Di nisan batu itu terukir nama Nyai Tubagus Ratih Nursiyah. Terletak di Jalan
Kebagusan II, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, makam ini terjepit sejumlah rumah
mewah. Kediaman Megawati Soekarno Putri, Presiden RI ke-5, hanya sepelemparan
batu dari sini.
Berkarpet rerumputan hijau yang tercukur rapi, area makam seluas 3x7 meter ini
dibatasi dinding bercat putih setinggi hampir satu meter. Sebuah pohon kamboja
dan sejumlah tanaman penuh dedaunan pun tumbuh subur di sekeliling nisan yang
dipugar 11 Oktober 1999.
Seminggu sekali lah saya yang membersihkan. Saya juga ikut bantu tenaga saat
makam ini dipugar, ujar Misdi, pria setengah baya yang biasa merawat makam itu.
Sekilas tidak ada yang istimewa dari bangunan makam tersebut. Hanya saja, makam
yang dianggap keramat itu sering dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.
Terutama setiap malam Jumat atau hari Jumat, ujar Asmawih, sesepuh Kebagusan
saat ditemui VIVAnews di rumahnya.
Makam Ibu Bagus. Demikian masyarakat setempat akrab menyebut makam itu. Konon,
dari makam itulah nama Kampung Kebagusan muncul. Kampung tempat Ibu Bagus pernah
berdiam hingga akhir hayatnya.
Dari cerita beberapa sesepuh di Kebagusan, Ibu Bagus adalah puteri Kesultanan
Banten yang begitu kesohor. Saking cantiknya, banyak pria yang mati-matian
memperebutkan Ibu Bagus. Bahkan, kecantikannya pula yang membuat hidup Ibu Bagus
berakhir tragis.
Cerita yang diperoleh Asmawih dari leluhurnya, Ibu Bagus meninggal lantaran
dibunuh pria pujaannya. Biar sekalian tidak ada satupun yang mendapatkan Nyai,
ujarnya.
Versi lain menyebut, Ibu Bagus meninggal karena bunuh diri. Bu Bagus bunuh diri
karena ingin menyelamatkan setiap laki-laki yang saling membunuh karena ingin
memperebutkannya, ujar Sarmiji, sesepuh yang tinggal di Jalan Kebagusan III RT 2
RW 05.
Kisah kematian Ibu Bagus memang beragam. Sebelum meninggal, sesepuh Kebagusan
yang akrab disapa Engkong Damat juga mewariskan kisah tentang Ibu Bagus. Nyai
memang dikenal cantik dan sakti. Apabila ada yang menginginkannya harus
mengalahkan Nyai terlebih dahulu, kata Achmad Sain merujuk cerita Engkong Damat.
Dalam perkembangannya, makam Ibu Bagus dianggap membawa keberuntungan bagi para
peziarah yang memujanya. Ketika jaman judi bola Tangerang lagi ngetren, pada
masa kepemimpinan Gubernur DKI Ali Sadikin, banyak orang dari berbagai daerah
datang untuk mencari informasi nomor buntut. Bahkan ada yang sampai menginap di
sana, kenang Asmawih.
Hingga kini, tidak sedikit peziarah yang mendatangi makam Ibu Bagus untuk
mencari wangsit. Sebagian besar dari mereka mengaku bosan hidup miskin, dan
datang ke makam untuk meminta kekayaan. Saya jelaskan, berdoa itu sama Allah,
bukan meminta pada kuburan, kata Asmawih yang pensiunan pegawai bank swasta.
Di tengah kisah yang kian sulit dibuktikan kebenarannya, makam Ibu Bagus
berhasil memikat hati warga Kebagusan. Niat sejumlah pihak menggusur makam itu
ke tempat pemakaman umum (TPU) selalu ditentang warga. Arwah Ibu Bagus pun abadi
di Kampung Kebagusan.
viva.com
You may view the latest post at
http://cerita.biz/
Best regards,
Cerita
http://cerita.biz
Di nisan batu itu terukir nama Nyai Tubagus Ratih Nursiyah. Terletak di Jalan
Kebagusan II, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, makam ini terjepit sejumlah rumah
mewah. Kediaman Megawati Soekarno Putri, Presiden RI ke-5, hanya sepelemparan
batu dari sini.
Berkarpet rerumputan hijau yang tercukur rapi, area makam seluas 3x7 meter ini
dibatasi dinding bercat putih setinggi hampir satu meter. Sebuah pohon kamboja
dan sejumlah tanaman penuh dedaunan pun tumbuh subur di sekeliling nisan yang
dipugar 11 Oktober 1999.
Seminggu sekali lah saya yang membersihkan. Saya juga ikut bantu tenaga saat
makam ini dipugar, ujar Misdi, pria setengah baya yang biasa merawat makam itu.
Sekilas tidak ada yang istimewa dari bangunan makam tersebut. Hanya saja, makam
yang dianggap keramat itu sering dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.
Terutama setiap malam Jumat atau hari Jumat, ujar Asmawih, sesepuh Kebagusan
saat ditemui VIVAnews di rumahnya.
Makam Ibu Bagus. Demikian masyarakat setempat akrab menyebut makam itu. Konon,
dari makam itulah nama Kampung Kebagusan muncul. Kampung tempat Ibu Bagus pernah
berdiam hingga akhir hayatnya.
Dari cerita beberapa sesepuh di Kebagusan, Ibu Bagus adalah puteri Kesultanan
Banten yang begitu kesohor. Saking cantiknya, banyak pria yang mati-matian
memperebutkan Ibu Bagus. Bahkan, kecantikannya pula yang membuat hidup Ibu Bagus
berakhir tragis.
Cerita yang diperoleh Asmawih dari leluhurnya, Ibu Bagus meninggal lantaran
dibunuh pria pujaannya. Biar sekalian tidak ada satupun yang mendapatkan Nyai,
ujarnya.
Versi lain menyebut, Ibu Bagus meninggal karena bunuh diri. Bu Bagus bunuh diri
karena ingin menyelamatkan setiap laki-laki yang saling membunuh karena ingin
memperebutkannya, ujar Sarmiji, sesepuh yang tinggal di Jalan Kebagusan III RT 2
RW 05.
Kisah kematian Ibu Bagus memang beragam. Sebelum meninggal, sesepuh Kebagusan
yang akrab disapa Engkong Damat juga mewariskan kisah tentang Ibu Bagus. Nyai
memang dikenal cantik dan sakti. Apabila ada yang menginginkannya harus
mengalahkan Nyai terlebih dahulu, kata Achmad Sain merujuk cerita Engkong Damat.
Dalam perkembangannya, makam Ibu Bagus dianggap membawa keberuntungan bagi para
peziarah yang memujanya. Ketika jaman judi bola Tangerang lagi ngetren, pada
masa kepemimpinan Gubernur DKI Ali Sadikin, banyak orang dari berbagai daerah
datang untuk mencari informasi nomor buntut. Bahkan ada yang sampai menginap di
sana, kenang Asmawih.
Hingga kini, tidak sedikit peziarah yang mendatangi makam Ibu Bagus untuk
mencari wangsit. Sebagian besar dari mereka mengaku bosan hidup miskin, dan
datang ke makam untuk meminta kekayaan. Saya jelaskan, berdoa itu sama Allah,
bukan meminta pada kuburan, kata Asmawih yang pensiunan pegawai bank swasta.
Di tengah kisah yang kian sulit dibuktikan kebenarannya, makam Ibu Bagus
berhasil memikat hati warga Kebagusan. Niat sejumlah pihak menggusur makam itu
ke tempat pemakaman umum (TPU) selalu ditentang warga. Arwah Ibu Bagus pun abadi
di Kampung Kebagusan.
viva.com
You may view the latest post at
http://cerita.biz/
Best regards,
Cerita
http://cerita.biz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar