Cerita has posted a new item, 'Hidup di Saudi : Wanita,Olahraga dan Obesitas'
Tinggal di Saudi selama lewat delapan tahun ini, saya sering bertanya tanya
kemanakah wanita di Saudi berolahraga? di kota kecil kami di Yanbu tidak saya
temui sarana olahraga khusus wanita, dulu pernah ada program aerobik untuk para
wanita yang kebanyakan di ikuti oleh wanita non Saudi, tetapi kegiatan aerobik
itu telah lama berhenti, dan sampai sekarang tidak ada lagi kegiatan olahraga
khusus wanita di kota saya ini,lalu apakah ini artinya wanita di kota Yanbu
tidak pernah berolahraga? dan apakah ini yang menyebabkan angka obesitas untuk
wanita di Saudi begitu tinggi?
Saudi Arabia mungkin salah satu negara yang tidak mengajarkan materi pelajaran
olahraga untuk pelajar putri-nya, anak saya sudah 5 tahun sekolah di sekolah
umum SD khusus putri dan selama lima tahun itu tak sekalipun ada pelajaran
olahraga disana, berbeda dengan pelajar putra yang dalam satu minggu mendapat
hampir 5 jam pelajaran olahraga 1 jamnya 40 menit,selain itu kegiatan luar
sekolah untuk pelajar putra seperti klub olahraga dan sepakbola mudah ditemui di
Yanbu, berbeda sekali dengan putri yang kegiatan olahraga untuk mereka hampir
tidak ada. Mungkin kultur sosial yang masih konsevatif membuat para wanita di
Saudi yang memandang bahwa olahraga bukanlah kewajiban atau bisa dijadikan
hobi,walaupun kegiatan berolahraga tidak dilarang secara hukum bagi para wanita
ini tetapi banyak diantara mereka yang lebih memilih duduk didepan komputer atau
TV sementara kegiatan rumah tangga diserahkan pada asisten, belum lagi booming
restoran makanan cepat saji mengakibatkan pentingnya mengkonsumsi makanan kaya
serat tidak trend di Saudi.Itulah sebabnya angka obesitas untuk wanita di Saudi
mendekati 62% seperti dilaporkan Saudi Press.Selain itu gaya hidup mewah mudah
dan dilayani salah satu penyebab serta sulitnya mengubah gaya hidup yang sudah
menjadi trend dan kebiasaan ini.
Saya pernah mendapat selebaran tentang menu makanan sehat dari departemen
kesehatan kota Yanbu KSA bulan Ramadhan setahun yang lalu, disana tertulis
pentingnya menyediakan makanan bergizi dan sehat untuk menu berbuka puasa dan
juga tertulis nomer telepon dan fax yang bisa dihubungi untuk mendapatkan
informasi tentang obesitas,darah tinggi dan bahaya diabetes,tetapi sampai
sekarang program yang disebut hello ramadhan ini tidak kelihatan hasilnya,
membangunkan para wanita untuk aktif keluar berolahraga dibandingkan duduk
didepan TV sepertinya sangat sulit, taman di kota kami di Yanbu selalu sepi.
Dikota besar seperti Riyadh dan Jeddah mungkin bisa kita temui fasilitas
olahraga seperti fitness centre khusus wanita,tetapi untuk menjadi anggota
disana dibutuhkan biaya besar setiap bulannya hampir 1200SR ini hampir setengah
biaya yang diperlukan anggota laki laki,dan jika wanita ingin sekedar power
walking di luar rumah, udara panas dan pengap menjadi kendala dibalik abayah dan
cadar yang mereka pakai , sungguh sebuah dilema.
taman yang selalu sepi,dok pribadi
Tetapi dibalik seluruh usaha yang dilakukan untuk mengolahragakan para wanita di
Saudi,masih bisa kita temui berita tentang para olahragawati yang memperjuangkan
hak mereka sendiri,salah satunya adalah tim sepakbola wanita di Jeddah, serta
pengiriman 2 atlit wanita Saudi yang berkompetisi di arena Olimpiade yang
mungkin mampu menginspirasi para wanita Saudi untuk mau mengolahragakan diri
mereka demi menekan angka obesitas yang tinggi.Selain itu sudah ada rumors bahwa
pelarangan pelajaran olahraga untuk pelajar putri akan segara ditiadakan.Memang
kultur dimana ajaran islam menjadi tuntunan hidup mungkin bisa diambil pelajaran
bahwa islam tidak melarang wanita untuk berolahraga, dan juga olahraga memberi
dampak positif jangka panjang untuk kesehatan pisik,mental dan kehidupan sosial
mereka,semoga saja.
Anggota sepakbola wanita dari klub Kings United Woman football club berlatih di
Red Sea port of Jeddah,time.com
atlit wanita saudi di olimpiade,abc.net.au
You may view the latest post at
http://cerita.biz/
Best regards,
Cerita
http://cerita.biz
Tinggal di Saudi selama lewat delapan tahun ini, saya sering bertanya tanya
kemanakah wanita di Saudi berolahraga? di kota kecil kami di Yanbu tidak saya
temui sarana olahraga khusus wanita, dulu pernah ada program aerobik untuk para
wanita yang kebanyakan di ikuti oleh wanita non Saudi, tetapi kegiatan aerobik
itu telah lama berhenti, dan sampai sekarang tidak ada lagi kegiatan olahraga
khusus wanita di kota saya ini,lalu apakah ini artinya wanita di kota Yanbu
tidak pernah berolahraga? dan apakah ini yang menyebabkan angka obesitas untuk
wanita di Saudi begitu tinggi?
Saudi Arabia mungkin salah satu negara yang tidak mengajarkan materi pelajaran
olahraga untuk pelajar putri-nya, anak saya sudah 5 tahun sekolah di sekolah
umum SD khusus putri dan selama lima tahun itu tak sekalipun ada pelajaran
olahraga disana, berbeda dengan pelajar putra yang dalam satu minggu mendapat
hampir 5 jam pelajaran olahraga 1 jamnya 40 menit,selain itu kegiatan luar
sekolah untuk pelajar putra seperti klub olahraga dan sepakbola mudah ditemui di
Yanbu, berbeda sekali dengan putri yang kegiatan olahraga untuk mereka hampir
tidak ada. Mungkin kultur sosial yang masih konsevatif membuat para wanita di
Saudi yang memandang bahwa olahraga bukanlah kewajiban atau bisa dijadikan
hobi,walaupun kegiatan berolahraga tidak dilarang secara hukum bagi para wanita
ini tetapi banyak diantara mereka yang lebih memilih duduk didepan komputer atau
TV sementara kegiatan rumah tangga diserahkan pada asisten, belum lagi booming
restoran makanan cepat saji mengakibatkan pentingnya mengkonsumsi makanan kaya
serat tidak trend di Saudi.Itulah sebabnya angka obesitas untuk wanita di Saudi
mendekati 62% seperti dilaporkan Saudi Press.Selain itu gaya hidup mewah mudah
dan dilayani salah satu penyebab serta sulitnya mengubah gaya hidup yang sudah
menjadi trend dan kebiasaan ini.
Saya pernah mendapat selebaran tentang menu makanan sehat dari departemen
kesehatan kota Yanbu KSA bulan Ramadhan setahun yang lalu, disana tertulis
pentingnya menyediakan makanan bergizi dan sehat untuk menu berbuka puasa dan
juga tertulis nomer telepon dan fax yang bisa dihubungi untuk mendapatkan
informasi tentang obesitas,darah tinggi dan bahaya diabetes,tetapi sampai
sekarang program yang disebut hello ramadhan ini tidak kelihatan hasilnya,
membangunkan para wanita untuk aktif keluar berolahraga dibandingkan duduk
didepan TV sepertinya sangat sulit, taman di kota kami di Yanbu selalu sepi.
Dikota besar seperti Riyadh dan Jeddah mungkin bisa kita temui fasilitas
olahraga seperti fitness centre khusus wanita,tetapi untuk menjadi anggota
disana dibutuhkan biaya besar setiap bulannya hampir 1200SR ini hampir setengah
biaya yang diperlukan anggota laki laki,dan jika wanita ingin sekedar power
walking di luar rumah, udara panas dan pengap menjadi kendala dibalik abayah dan
cadar yang mereka pakai , sungguh sebuah dilema.
taman yang selalu sepi,dok pribadi
Tetapi dibalik seluruh usaha yang dilakukan untuk mengolahragakan para wanita di
Saudi,masih bisa kita temui berita tentang para olahragawati yang memperjuangkan
hak mereka sendiri,salah satunya adalah tim sepakbola wanita di Jeddah, serta
pengiriman 2 atlit wanita Saudi yang berkompetisi di arena Olimpiade yang
mungkin mampu menginspirasi para wanita Saudi untuk mau mengolahragakan diri
mereka demi menekan angka obesitas yang tinggi.Selain itu sudah ada rumors bahwa
pelarangan pelajaran olahraga untuk pelajar putri akan segara ditiadakan.Memang
kultur dimana ajaran islam menjadi tuntunan hidup mungkin bisa diambil pelajaran
bahwa islam tidak melarang wanita untuk berolahraga, dan juga olahraga memberi
dampak positif jangka panjang untuk kesehatan pisik,mental dan kehidupan sosial
mereka,semoga saja.
Anggota sepakbola wanita dari klub Kings United Woman football club berlatih di
Red Sea port of Jeddah,time.com
atlit wanita saudi di olimpiade,abc.net.au
You may view the latest post at
http://cerita.biz/
Best regards,
Cerita
http://cerita.biz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar