Cerita has posted a new item, 'Situs Ketawanggede'
Situs Ketawanggede
Candi Bersejarah di Halaman Mc Donalds
Hm, tidak semua situs bersejarah itu berada di tempat terpencil, di pelosok
desa, jauh dari hingar bingar kehidupan Kota. Beberapa situs bersejarah,
terutama dari masa klasik Hindu Budha, terletak tepat di kawasan padat penduduk
di kota besar, salah satunya Situs Ketawanggede yang terletak di halaman parkir
Mc Donalds Jalan Mt. Haryono, Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru,
Kotamadya Malang, Jawa Timur.
Menuju ke Situs Ketawanggede
Menuju ke Situs Ketawanggede teramat sangat mudah, jika dari luar kota, tinggal
naik bis, kereta api atau pesawat menuju ke Malang. Setelah itu silahkan naik
angkot atau kendaraan pribadi dan arahkan ke Jalan Mt. Haryono. Dari sini
tinggal cari gerai Mc Donalds
yang letaknya juga bersebelahan dengan Universitas Brawijaya.
Candi Halaman Parkir
Pada Oktober 2012 lalu, media massa sedang gencar gencarnya memberitakan
tentang situs bersejarah Ketawanggede yang tergusur dengan dibangunnya Mc
Donalds di kawasan Ketawanggede.
Hampir satu tahun kemudian, pada hari Rabu, 15 Mei 2013, saya akhirnya
berkesempatan mendatangi situs ini (tumben ingat tanggal). Sesuai pemberitaan,
situs ini terletak di halaman parkir Mc Donalds yang baru dibangun itu. Untuk
kemari, kita disuruh membawa surat tugas dari instasi terkait. Bagaimana dengan
saya ? Ga perlu !! Lha, ini hanya hobi saja kok melihat peninggalan purbakala,
jadi kami ga punya instasi, tukas teman saya saat manajer Mc Donalds menanyakan
asal instasi kami. Sebagai catatan, karena situsnya selalu dikunci dan terkunci,
kita harus minta izin ke manajer Mc Donalds yang sedang bertugas.
Di Dalam Cungkup Yang Tertutup
Walau separo dicuekin, akhirnya mbak manajer yang baik hati itu mau membukakan
pagar Situs Ketawanggede. Situs ini terletak di pojok sebelah kanan, dekat
tempat parkir dan Mushola. Gampangnya, cari saja bangunan bercungkup. Cungkupnya
sekarang sudah dikeliling tembok tinggi nan kinclong (baru dibuat), kesannya
menutupi peninggalan sejarah ini (hm, setelah datang kemari baru paham yang
dimaksud di media massa).
Kami bukannya menyembunyikannya mas, kami menjaganya. Kami juga membuat pagar
ini supaya situsnya aman. Begitulah penjelasan mbak manajer sambil membukakan
gembok Situs Ketawanggede.
Setelah melongok ke dalam, ternyata terdapat dua pintu memasuki cungkup situs
ini. Satu pintu di Mc Donalds dan satunya lagi mengarah ke rumah pemilik lahan.
Status tanah kami hanya menyewa lahan, sedangkan bangunan Mc Donalds milik kami
Ya, pintu satunya mengarah ke rumah pemilik lahan. Imbuh mbak manajer.
Yoni dan Batu Gong
Situs Ketawanggede terdiri dari beberapa batu andesit yang berbentuk seperti
batu gong, sebuah potongan atap miniatur candi dan dua buah Yoni yang terbuat
dari batu andesit (personifikasi alat kelamin perempuan, biasanya terdapat
Lingga di atasnya. Karena bentuknya kotak, masyarakat suka menyebutnya sebagai
Lumpang Kotak). Berhubung ada Yoni, maka bisa dipastikan bahwa Situs
Ketawanggede merupakan peninggalan Hindu. Sedangkan Watu Gong merupakan umpak
untuk menahan tiang bangunan yang biasanya terbuat dari kayu (jadi bukan fosil
gong lho ya). Sayangnya, Yoni di situs ini sudah rusak. Bagian ujung atau cerat
Yoni sudah hilang dan banyak bagian Yoni rusak seperti terkena hantaman benda
keras.
Yoni Ketawanggede
Situs Ketawanggede diperkirakan merupakan peninggalan Kerajaan Kanjuruhan,
Kerajaan tertua di Jawa Timur dan mencapai kemakmuran pada masa Raja Gajayana.
Nah, dimana ada Yoni, kemungkinan besar di daerah tersebut juga terdapat
bangunan Candi. Mengingat Yoni-nya berukuran besar, pasti Candinya juga besar
pula, setidaknya sebesar Candi Badut yang juga berada di daerah Malang dan
berasal dari era Kerajaan Kanjuruhan. Adanya bangunan Candi di kawasan
Ketawanggede juga bisa dipastikan dari Prasasti Dinoyo (760 Masei) era Kerajaan
Kanjuruhan.
Jikalau digali, masih ada kemungkinan menemukan bangunan Candi dibawah tempat
parkir Mc Donalds atau bisa saja tidak ada sama sekali. Mungkin saja Candi
tersebut sudah runtuh dan bebatuan Candi yang berserakan dijadikan bahan
bangunan rumah oleh masyarakat setempat (kasus seperti ini selalu terjadi).
Didata Belanda
Situs Ketawanggede berada tak jauh dari Sungai Brantas dan agak jauh di barat
daya terdapat Sungai Metro. Walau akhir akhir ini diberitakan, ternyata situs
ini sudah pernah di data pada era kolonoalisme Belanda (tahun 1907 dan 1927).
Dulu, batu batu Situs Ketawanggede berserakan di pinggir jalan sebelum disimpan
dalam dua cungkup. Satu cungkup kemudian dibongkar untuk dijadikan Mushola
(benda purbakala dipindah ke dalam cungkup satunya).
Watu Gong Ketawanggede
Selain itu, dulu di Situs Ketawanggede juga terdapat tiga buah lingga, arca
Ganeshadan arca lembu Nandi. Benda benda tersebut ada yang hilang, ada juga
yang dipindah ke Museum maupun Gedung Kelurahan Ketawanggede. Sedangkan beberapa
batu lesung yang berukuran besar dan batu gong dihancurkan warga untuk dijadikan
bahan membuat rumah. Banyaknya Batu Gong disini membuat masyarakat sekitar
menyebutnya dengan nama Situs Watu Gong (watu bahasa jawa dari batu). Namun, di
Malang juga terdapat Situs Watu Gong yang sudah lama diresmikan oleh pemerintah.
Ramai Dikunjungi
Karena masih jam operasional, mbak manajer menyuruh kami bergegas dan berkali
kali menyatakan bahwa Mc Donalds juga merawat situs bersejarah ini dengan
memberi pagar supaya tidak sembarang orang masuk untuk merusak dan mencurinya
serta bukannya menutup - nutupi. Dulu, untuk kemari ga perlu seribet sekarang.
Kita tinggal minta dibukain ke petugas parkir. Namun, semuanya berubah saat
serombongan orang (kemungkinan wartawan) yang berjumlah 20 orang berbondong
bondong datang ke Situs Ketawanggede.
Pengunjung kami sampai kaget, dikira terjadi sesuatu. Kami harus menjelaskan
bahwa di sini terdapat situs bersejarah dan orang orang itu ingin melihatnya.
Ujar mbak manajer, Akhirnya kuncinya kita bawa, jadi kalau ada orang yang ingin
masuk harus melalui kita. Takutnya, kalau sampai banyak orang datang, pengunjung
bisa panik dan sesuatu bisa terjadi pada motor pengunjung, entah rusak atau
hilang dicuri. Soalnya tempat ini dekat dengan tempat parkir. Lanjut mbak
manajer.
Mas petugas parkir yang dulu diserahin membawa kuncipun juga turut menjelaskan,
Jadi, ke-20 orang itu tumplek-blekdi tempat sekecil itu. Ga tau mereka mau
ngapain, mereka bilang suruh bukain dan saya dikasih satu bungkus rokok. Ya
langsung saja saya bukain. Habis itu saya kena tegur atasan, ha ha ha Ucapnya
dengan bercanda.
Situs Ketawanggede
Bagi mahasiswa sejarah, tak ada salahnya mendatangi Situs ini, apalagi letaknya
tepat berada di sebelah barat Universitas Brawijaya. Nah, setelah menyambangi
Situs Ketawanggede, kita bisa sekalian beristirahat dan menikmati makanan di Mc
Donalds sambil membahas situs ini (kalau ga punya uang banyak, ka nada menu
gocengnya :p ). Dan kamipun bergegas ke Mojokerto untuk mendatangi Air Terjundi
kawasan Tahura (Taman Hutan Rakyat) R. Soerjo.
Sumber:
Merdeka.com
Shnews.com
You may view the latest post at
http://cerita.biz/
Best regards,
Cerita
http://cerita.biz
Situs Ketawanggede
Candi Bersejarah di Halaman Mc Donalds
Hm, tidak semua situs bersejarah itu berada di tempat terpencil, di pelosok
desa, jauh dari hingar bingar kehidupan Kota. Beberapa situs bersejarah,
terutama dari masa klasik Hindu Budha, terletak tepat di kawasan padat penduduk
di kota besar, salah satunya Situs Ketawanggede yang terletak di halaman parkir
Mc Donalds Jalan Mt. Haryono, Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru,
Kotamadya Malang, Jawa Timur.
Menuju ke Situs Ketawanggede
Menuju ke Situs Ketawanggede teramat sangat mudah, jika dari luar kota, tinggal
naik bis, kereta api atau pesawat menuju ke Malang. Setelah itu silahkan naik
angkot atau kendaraan pribadi dan arahkan ke Jalan Mt. Haryono. Dari sini
tinggal cari gerai Mc Donalds
yang letaknya juga bersebelahan dengan Universitas Brawijaya.
Candi Halaman Parkir
Pada Oktober 2012 lalu, media massa sedang gencar gencarnya memberitakan
tentang situs bersejarah Ketawanggede yang tergusur dengan dibangunnya Mc
Donalds di kawasan Ketawanggede.
Hampir satu tahun kemudian, pada hari Rabu, 15 Mei 2013, saya akhirnya
berkesempatan mendatangi situs ini (tumben ingat tanggal). Sesuai pemberitaan,
situs ini terletak di halaman parkir Mc Donalds yang baru dibangun itu. Untuk
kemari, kita disuruh membawa surat tugas dari instasi terkait. Bagaimana dengan
saya ? Ga perlu !! Lha, ini hanya hobi saja kok melihat peninggalan purbakala,
jadi kami ga punya instasi, tukas teman saya saat manajer Mc Donalds menanyakan
asal instasi kami. Sebagai catatan, karena situsnya selalu dikunci dan terkunci,
kita harus minta izin ke manajer Mc Donalds yang sedang bertugas.
Di Dalam Cungkup Yang Tertutup
Walau separo dicuekin, akhirnya mbak manajer yang baik hati itu mau membukakan
pagar Situs Ketawanggede. Situs ini terletak di pojok sebelah kanan, dekat
tempat parkir dan Mushola. Gampangnya, cari saja bangunan bercungkup. Cungkupnya
sekarang sudah dikeliling tembok tinggi nan kinclong (baru dibuat), kesannya
menutupi peninggalan sejarah ini (hm, setelah datang kemari baru paham yang
dimaksud di media massa).
Kami bukannya menyembunyikannya mas, kami menjaganya. Kami juga membuat pagar
ini supaya situsnya aman. Begitulah penjelasan mbak manajer sambil membukakan
gembok Situs Ketawanggede.
Setelah melongok ke dalam, ternyata terdapat dua pintu memasuki cungkup situs
ini. Satu pintu di Mc Donalds dan satunya lagi mengarah ke rumah pemilik lahan.
Status tanah kami hanya menyewa lahan, sedangkan bangunan Mc Donalds milik kami
Ya, pintu satunya mengarah ke rumah pemilik lahan. Imbuh mbak manajer.
Yoni dan Batu Gong
Situs Ketawanggede terdiri dari beberapa batu andesit yang berbentuk seperti
batu gong, sebuah potongan atap miniatur candi dan dua buah Yoni yang terbuat
dari batu andesit (personifikasi alat kelamin perempuan, biasanya terdapat
Lingga di atasnya. Karena bentuknya kotak, masyarakat suka menyebutnya sebagai
Lumpang Kotak). Berhubung ada Yoni, maka bisa dipastikan bahwa Situs
Ketawanggede merupakan peninggalan Hindu. Sedangkan Watu Gong merupakan umpak
untuk menahan tiang bangunan yang biasanya terbuat dari kayu (jadi bukan fosil
gong lho ya). Sayangnya, Yoni di situs ini sudah rusak. Bagian ujung atau cerat
Yoni sudah hilang dan banyak bagian Yoni rusak seperti terkena hantaman benda
keras.
Yoni Ketawanggede
Situs Ketawanggede diperkirakan merupakan peninggalan Kerajaan Kanjuruhan,
Kerajaan tertua di Jawa Timur dan mencapai kemakmuran pada masa Raja Gajayana.
Nah, dimana ada Yoni, kemungkinan besar di daerah tersebut juga terdapat
bangunan Candi. Mengingat Yoni-nya berukuran besar, pasti Candinya juga besar
pula, setidaknya sebesar Candi Badut yang juga berada di daerah Malang dan
berasal dari era Kerajaan Kanjuruhan. Adanya bangunan Candi di kawasan
Ketawanggede juga bisa dipastikan dari Prasasti Dinoyo (760 Masei) era Kerajaan
Kanjuruhan.
Jikalau digali, masih ada kemungkinan menemukan bangunan Candi dibawah tempat
parkir Mc Donalds atau bisa saja tidak ada sama sekali. Mungkin saja Candi
tersebut sudah runtuh dan bebatuan Candi yang berserakan dijadikan bahan
bangunan rumah oleh masyarakat setempat (kasus seperti ini selalu terjadi).
Didata Belanda
Situs Ketawanggede berada tak jauh dari Sungai Brantas dan agak jauh di barat
daya terdapat Sungai Metro. Walau akhir akhir ini diberitakan, ternyata situs
ini sudah pernah di data pada era kolonoalisme Belanda (tahun 1907 dan 1927).
Dulu, batu batu Situs Ketawanggede berserakan di pinggir jalan sebelum disimpan
dalam dua cungkup. Satu cungkup kemudian dibongkar untuk dijadikan Mushola
(benda purbakala dipindah ke dalam cungkup satunya).
Watu Gong Ketawanggede
Selain itu, dulu di Situs Ketawanggede juga terdapat tiga buah lingga, arca
Ganeshadan arca lembu Nandi. Benda benda tersebut ada yang hilang, ada juga
yang dipindah ke Museum maupun Gedung Kelurahan Ketawanggede. Sedangkan beberapa
batu lesung yang berukuran besar dan batu gong dihancurkan warga untuk dijadikan
bahan membuat rumah. Banyaknya Batu Gong disini membuat masyarakat sekitar
menyebutnya dengan nama Situs Watu Gong (watu bahasa jawa dari batu). Namun, di
Malang juga terdapat Situs Watu Gong yang sudah lama diresmikan oleh pemerintah.
Ramai Dikunjungi
Karena masih jam operasional, mbak manajer menyuruh kami bergegas dan berkali
kali menyatakan bahwa Mc Donalds juga merawat situs bersejarah ini dengan
memberi pagar supaya tidak sembarang orang masuk untuk merusak dan mencurinya
serta bukannya menutup - nutupi. Dulu, untuk kemari ga perlu seribet sekarang.
Kita tinggal minta dibukain ke petugas parkir. Namun, semuanya berubah saat
serombongan orang (kemungkinan wartawan) yang berjumlah 20 orang berbondong
bondong datang ke Situs Ketawanggede.
Pengunjung kami sampai kaget, dikira terjadi sesuatu. Kami harus menjelaskan
bahwa di sini terdapat situs bersejarah dan orang orang itu ingin melihatnya.
Ujar mbak manajer, Akhirnya kuncinya kita bawa, jadi kalau ada orang yang ingin
masuk harus melalui kita. Takutnya, kalau sampai banyak orang datang, pengunjung
bisa panik dan sesuatu bisa terjadi pada motor pengunjung, entah rusak atau
hilang dicuri. Soalnya tempat ini dekat dengan tempat parkir. Lanjut mbak
manajer.
Mas petugas parkir yang dulu diserahin membawa kuncipun juga turut menjelaskan,
Jadi, ke-20 orang itu tumplek-blekdi tempat sekecil itu. Ga tau mereka mau
ngapain, mereka bilang suruh bukain dan saya dikasih satu bungkus rokok. Ya
langsung saja saya bukain. Habis itu saya kena tegur atasan, ha ha ha Ucapnya
dengan bercanda.
Situs Ketawanggede
Bagi mahasiswa sejarah, tak ada salahnya mendatangi Situs ini, apalagi letaknya
tepat berada di sebelah barat Universitas Brawijaya. Nah, setelah menyambangi
Situs Ketawanggede, kita bisa sekalian beristirahat dan menikmati makanan di Mc
Donalds sambil membahas situs ini (kalau ga punya uang banyak, ka nada menu
gocengnya :p ). Dan kamipun bergegas ke Mojokerto untuk mendatangi Air Terjundi
kawasan Tahura (Taman Hutan Rakyat) R. Soerjo.
Sumber:
Merdeka.com
Shnews.com
You may view the latest post at
http://cerita.biz/
Best regards,
Cerita
http://cerita.biz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar